"pasar saham itu tempat transfer kekayaan dari orang yang tidak sabar kepada orang yang sabar" - Warren Buffett
Kita mendapatkan saham dengan harga diskon karena ada orang yang tidak sabar menjual saham tersebut di harga mahal. Sebaliknya kita bisa menjual di harga mahal karena ada orang yang tidak sabar membeli di harga yang wajar karena takut ketinggalan. Padahal semua investor tahu prinsip beli murah jual mahal. Tapi tidak semua orang bisa melakukannya. Yang membedakan adalah KESABARAN.
Kesabaran menunggu saham naik 10% jelas berbeda dengan kesabaran menunggu naik 100%, apalagi ratusan persen atau multibagger. Ketika terus naik semakin galau, dan akhirnya lepas. Padahal kita tahu harga wajarnya bisa 200% atau lebih.
Kenapa Sulit Sabar?
Pertama, tidak tahu valuasi atau harga wajar saham. Ini biasanya investor yang hanya ikut ikutan. Ini yang paling basic.
Kedua, tahu valuasinya tapi tidak yakin dengan analisa sendiri. Ini biasanya karena faktor jam terbang, atau merasa analisanya kurang lengkap data/informasinya.
Ketiga, kita tahu dan cukup yakin, tapi takut kehilangan (FOMO/ fear of Missing Out). Misal kita yakin valuasi harga saham A di 500, dan kita beli di harga 100, dan sekarang sudah 200, cuan di depan mata 100%. Karena sering baca forum misalnya banyak orang yang bilang "sudah profit taking dulu, nanti kalau turun beli lagi". Atau karena sudah nunngu berbulan bulan. Akhirnya kita jual di harga 200 tadi. Faktor psikologis ini memang sulit. Tapi harus dilatih.
Bagaimana Bisa Sabar?
Untuk poin pertama, tentu saja tidak bosan bosa saya sarankan segera belajar analisis fundamental. Kunci sukses investor saham, awalnya adalah bisa memvaluasi suatu saham itu mahal atau murah.
Tips untuk poin kedua adalah ingat kata-kata ekonom terkenal Keynes "It is better to be roughly right, than precisely wrong". Poinnya adalah valuasi itu perkiraan, tidak tepat angkanya.
Sama halnya kita intuitively tahu harga suatu barang mahal atau murah, misal mobil avanza dijual harga 1 miliar, secara langsung kita bilang mahal. Berapa tepatnya, ya harus dicek lagi bagaimana kondisinya dan lain sebagainya.
Tips supaya tidak FOMO adalah menjaga psikologis. Pengalaman saya, psikologis ini bisa kita bangun dengan surrounding ourselves dengan investor senior. Caranya tentu saja tidak harus dekat secara fisik, tapi sering baca baca cerita Lo Kheng Hong misalnya yang sabar menunggu 6 tahun menjual harga UNTR berpuluhkali lipat. It helps alot.
Kesimpulan
Untuk memiliki kesabaran multibagger tentu saja beda halnya dengan sabar untuk bagger.
Selain valuasi yang akurat, lebih penting lagi conviction (keyakinan) terhadap analisa kita sendiri. Tentu saja ada risiko analisa kita salah, dan benar kita kehilangan kesempatan.
Buat saya yang pemula, melatih keyakinan ini lebih penting daripada risiko kehilangan keuntungan. Bagaimana kita bisa sukses merasakan ten-baggers, kalau bagger aja udah gemetaran. Ini yang perlu dilatih. Karena kita ingin benar benar sukses, dan kita tidak hanya sebentar di pasar modal. Jadi kenapa harus buru buru.
Mumpung dananya belum triliunan seperti LKH. Jadi nanti kalau diberikan kesempatan punya dana besar, kita sudah siap dengan skill yang mumpuni.
Istilahnya fokus untuk mengumpulkan banyak pengalaman, entah pengalaman gagal ataupun sukses. Lagipula, kalau sudah bagger dan ternyata analisa multibagger kita salah, dan akhirnya profit taking dibawah bagger, yah lumayanlah masih bisa dapat profit + pengalaman melatih kesabaran multibagger. Poin terakhir ini yang menurut saya lebih penting sebagai investor pemula.
Demikian.
Salam sabar multibagger
Komentar
Posting Komentar