Langsung ke konten utama

Postingan

Mulai Dari Sini

Untuk memudahkan, saya bagi pembahasan dalam beberapa kategori berikut.  ✅️  Edukasi Saham ➡️ Belajar apa, kenapa dan bagaimana  investasi saham yang logis dan sistematis dengan metode value investing. ✅️ Analisis Saham ➡️ Analisis fundamental suatu saham untuk menemukan saham calon multibagger dengan logika BBCM (Baik, Bagus, Cerah dan Murah). ✅️  Tips Investasi Saham   ➡️ Tips dan trik investasi saham serta wisdom dari para tokoh investor sukses. ✅️  Kisah Investor Saham ➡️Cerita menarik dan inspiratif dari investor saham ✅️  Saham Hari Ini ➡️ Update berita saham pilihan yang mempengaruhi fundamental dan prospek bisnis perusahaan. ✅️  Review ➡️ Review buku investasi, kursus saham, sekuritas, aplikasi, dan lainnya yang mendukung. ✅️  Sharing Pengalaman ➡️ Jurnal perjalanan investasi saya yang akan saya update secara berkala. Semoga bermanfaat
Postingan terbaru

Kenapa Hanya 1% Orang yang Kaya, Sementara Sisanya Gitu-Gitu Aja?

Kamu mungkin udah kerja keras tiap hari, nabung, bahkan punya usaha kecil-kecilan, tapi kok rasanya kaya itu cuma mimpi yang jauh banget. Sementara ada 1% orang yang kayaknya hidup santai, tapi asetnya terus nambah. Gimana sih cara mereka? Steve Siebold, pakar mindset para miliuner, menghabiskan 30 tahun buat ngobrol sama orang-orang super kaya ini. Dan setelah riset panjang, dia nemu jawabannya: rahasia mereka bukan cuma soal kerja keras, tapi soal mindset. Nah, mindset mereka ini beda banget dengan kebanyakan orang. Mereka nggak mikir soal “hemat” atau “gaji aman”. Golongan 1% ini fokus pada peluang, bukan keterbatasan. Mereka lebih milih dibayar karena hasil, bukan waktu. Mereka lihat uang sebagai alat buat kebebasan, bukan cuma buat “sekadar cukup.” Kalau kamu mau masuk golongan 1% ini, nggak cukup cuma kerja keras atau hidup hemat. Ubah mindset kamu dulu. Siap ubah mindset jadi kaya? Siap masuk golongan 1%?

The Power of Positive Self-Suggestion: Jadi Superior Tanpa Harus Merendahkan

"Jika kamu bisa percaya pada dirimu sebagai sosok yang kuat, maka cara pandang dan tindakanmu pun akan mengikuti." Pernah dengar eksperimen Blue Eyes/Brown Eyes dari Jane Elliott? Di eksperimen ini, siswa dibagi menjadi dua kelompok, biru dan cokelat. Yang biru dianggap lebih "superior," sedangkan yang cokelat "inferior."  Hasilnya? Kelompok yang diperlakukan sebagai "superior" menunjukkan kepercayaan diri yang lebih tinggi, sementara yang lain merasa tertindas. Tapi, gimana kalau kita ambil intinya dan balik jadi sesuatu yang positif? 💡 Kita bisa memberi sugesti superior ke diri kita sendiri! Tanpa harus merendahkan orang lain, kita bisa mulai dengan pikiran bahwa kita punya nilai, kekuatan, dan keunikan yang membuat kita mampu mencapai hal-hal besar. 5 Langkah untuk Mengembangkan "Sugesti Superior" dalam Diri  1. Yakini bahwa kamu berharga. Setiap orang punya kekuatan yang unik. Fokus pada hal-hal yang membuat kamu istimewa dan yakin...

Sudahkah Uang Bekerja Untuk Anda?

Di usia kepala 4 seperti saya saat ini, banyak teman teman saya yang sudah menduduki jabatan tinggi dan berpenghasilan besar. Gaji dua digit bahkan tiga digit per bulan bukan lagi hitungan jari. Penghasilan tadi lebih dari cukup untuk memenuhi segala kebutuhan hidup orang pada umumnya.  Tapi, yang menarik ketika salah satu teman saya tanya, apakah happy dengan keadaan sekarang?. Sambil tertawa, dia merasa "terjebak" jawabnya. Setiap hari, dia terbangun tanpa gairah untuk bekerja, tidak menikmati waktunya, dan merasa terjebak dalam rutinitas yang tidak pernah dia bayangkan. Dia tidak menikmati pekerjaannya, tetapi tidak berani mengambil risiko untuk mengejar mimpinya di bidang lain. Kenapa? Karena meninggalkan pekerjaan bergaji besar tentu saja berisiko tinggi. Situasi ini mungkin bukan hal yang asing bagi banyak dari kita. Banyak yang merasa seperti mengayuh sepeda di tengah hujan—tidak bisa berhenti, karena kalau berhenti, mereka akan jatuh. Menariknya, sebagian besar dari ...

Logical Fallacies di Dunia Saham: Jangan Sampai Terjebak Bias!

Berinvestasi di pasar saham itu bukan hanya soal membeli dan menjual, tapi juga soal menjaga pola pikir tetap rasional. Banyak investor, tanpa disadari, terjebak dalam logical fallacies yang bisa membuat keputusan mereka tidak optimal. Berikut beberapa logical fallacies yang sering muncul di dunia saham, yang perlu Anda hindari. 1. Confirmation Bias Apakah Anda pernah hanya mencari informasi yang mendukung keputusan investasi Anda, tapi mengabaikan yang negatif? Ini disebut confirmation bias. Anda hanya fokus pada berita positif tentang saham tertentu, padahal mungkin ada faktor risiko yang perlu dipertimbangkan. 2. Bandwagon Fallacy (Ikut-ikutan) Sering kali, kita terbawa arus mengikuti tren. Membeli saham hanya karena banyak orang melakukannya bisa berbahaya. Fenomena ini sering terjadi saat ada euforia pasar—ingat, apa yang cocok untuk banyak orang belum tentu cocok untuk situasi Anda. 3. Sunk Cost Fallacy Ini terjadi ketika Anda tetap mempertahankan saham yang terus merugi karena m...

Sinyal Saham ala Value Investing : Insider's Buying

Catatan stockbit tgl 7 feb 2022 Saya sering lihat di forum stockbit, banyak postingan dari traders yg memberikan sinyal saham.  $ABCD Buy : Rp.xxx - Rp.xxx TP : Rp.xxx CL : Rp.xxx Well, utk value investor sebenarnya ada "sinyal" sahamnya sendiri. Salah satunya adalah petuah dari investor legendaris, pak Peter Lynch.  Dia bilang gini "Insiders (pemilik/manajemen) mungkin menjual saham mereka karena sejumlah alasan, tetapi mereka membelinya hanya untuk satu: mereka pikir harganya akan naik." ... menurut sy make sense bgt. Ngapain owner/manajemen yg tau jeroan perusahaan beli sahamnya sendiri kl ga yakin kinerja perusahaannya bakal naik.  Well, untuk lihat insider's buying ini sebenarnya bisa cek di keterbukaan informasi di website BEI. Untungnya sbg user SB kita ga usah repot lg. Krn dg fitur "insider" yg ada di @stockbit atau follow akun @InsiderNews, kita tahu saham apa yg dibeli oleh insiders-nya. Buat saya ini seperti "sinyal" saham.  Nah d...

Kesabaran Multibagger, Kenapa Sulit Bagi Investor Pemula?

"pasar saham itu tempat transfer kekayaan dari orang yang tidak sabar kepada orang yang sabar" - Warren Buffett Kita mendapatkan saham dengan harga diskon karena ada orang yang tidak sabar menjual saham tersebut di harga mahal. Sebaliknya kita bisa menjual di harga mahal karena ada orang yang tidak sabar membeli di harga yang wajar karena takut ketinggalan. Padahal semua investor tahu prinsip beli murah jual mahal. Tapi tidak semua orang bisa melakukannya. Yang membedakan adalah KESABARAN. Kesabaran menunggu saham naik 10% jelas berbeda dengan kesabaran menunggu naik 100%, apalagi ratusan persen atau multibagger. Ketika terus naik semakin galau, dan akhirnya lepas. Padahal kita tahu harga wajarnya bisa 200% atau lebih.  Kenapa Sulit Sabar? Pertama , tidak tahu valuasi atau harga wajar saham. Ini biasanya investor yang hanya ikut ikutan. Ini yang paling basic. Kedua , tahu valuasinya tapi tidak yakin dengan analisa sendiri. Ini biasanya karena faktor jam terbang, atau merasa a...

Information Bias : Kesalahan Investor Pemula Yang Harus Dihindari

Sebagai investor, menghindari kesalahan sangat penting. Karena bikin salah sedikit saja di pasar modal, uang taruhannya. Kalau kata Lo Kheng Hong, "Tuhan Maha Pengampun, pasar modal tak kenal ampun".  Cuan yang kita dapatkan susah susah, bisa hilang gara gara satu kesalahan analisa. Dan salah satu kesalahan yang sering dilakukan investor pemula adalah akibat information bias.  Apa itu Information Bias? Information bias sederhananya adalah kecenderungan pada informasi yang salah alias tidak sesuai fakta. Loh kok bisa? Namanya juga manusia tempatnya khilaf... hehe... Contoh : karena sudah terlanjur beli saham GOTO dan pede bakal naik, tiap hari cari info yang mendukung opini kamu kalau GOTO bakal naik. Ga peduli, kalau faktanya beda, kinerja keuangannya jeblok. Ini misalnya ya... no offense untuk GOTO hodler. Lebih parah lagi, kalau beli saham karena modal katanya si anu begini. Apalagi sekarang eranya medsos dimana banyak influencer yang "pompom" saham baik disengaja...